Momen bulan Syawal kemarin benar-benar sebagai pembelajaran bagi kita semua. Bulan Syawal dimanfaatkan untuk mohon maaf kepada keluarga, sanak famili. Di bulan Syawal tidak ada lagi saling dendam, saling benci, saling dengki dan iri hati.
Puasa Ramadhan selama satu bulan secara dalil, semua kebaikan dilipatkan sepuluh kali, termasuk pahala puasa juga dipatkan sepuluh kali. Kemudian dilanjutkan dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka sempurnalah puasa selama satu tahun.

Pahala besar yang kita peroleh selama bulan Ramadhan dan bulan Syawal tersebut harus kita jaga, jangan sampai rusak, jangan sampai hilang. Salah satu yang bisa merusak pahala kita adalah sikap dan perilaku dengki. Sifat dengki akan membakar kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar, bisa menghancurkan pahala yang banyak tadi sehingga habis.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jauhilah oleh kalian hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar”. (HR Abu Daud)
Selain sifat dengki, besok di akhirat masih ada yang membuat pahala kita dirampas/diambil orang lain yang diakibatkan oleh penganiayaan (kedholiman) kita. Akibat kita menganiaya orang lain, apabila di dunia belum minta kehalalan, maka besok di akhirat pahala kita akan diambil oleh orang yang kita aniaya itu. Sebagaimana hadist dibawah ini
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ” قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: “إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: “Tahukah Kalian, siapakah muflis (orang yang bangkrut) itu?” Para sahabat menjawab: “Di kalangan kami, muflis itu adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta benda”. Nabi bersabda: ‘Muflis di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di Hari Kiamat datang lengkap dengan membawa pahala ibadah shalatnya, ibadah puasanya dan ibadah zakatnya. Di samping itu dia juga membawa dosa berupa makian pada orang ini, menuduh yang ini, menumpahkan darah yang ini serta menyiksa yang ini. Lalu diberikanlah pada yang ini sebagian pahala kebaikannya, juga pada yang lain. Sewaktu kebaikannya sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepada dirinya. Kemudian dia dihempaskan ke dalam neraka. (HR Muslim)
Jadi kita harus berhati-hati bertindak. jangan sampai melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Karena setiap penganiayaan yang kita timbulkan akan mempunyai dampak besar besok di akhirat.
Semua kita semua dijauhkan dari Muflis, pahala yang kita punyai tetap bisa kita nikmati besok di akhirat. Aamiin